PTI Dalam Lingkup Intrapersonal 2
Kecanduan
internet diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan
sejumlah waktu yang sangat banyak dalam
menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online.
Young (Essau, 2008) juga menyatakan bahwa kecanduan internet sama seperti
perilaku kecanduan lainnya, yang berisi tingkah laku yang kompulsif, kurang
tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang lain, dan meliputi symptom-symptom
fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut.
Griffiths (1998) mendefinisikan kecanduan internet sebagai tingkah laku
kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin tanpa adanya
penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004)
menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu
merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan
nyata sehari-hari.
B.
Jenis-jenis
Addiction
Berdasarkan riset, Young, pada tahun
1998 membangun delapan kriteria yang digunakan untuk menentukan internet
addiction, yaitu:
1.
Preoccupation
with the Internet (memikirkan internet terus-menerus.
2.
Need
for longer amounts of time online (membutuhkan waktu lebih lama untuk online).
3.
Repeated
attempt to reduce internet use (melakukan usaha yang berulang-ulang untuk
mengurangi penggunaan internet).
4.
Withdrawal
when reducing internet use (penarikan ketika mengurangi penggunaan internet).
Penarikan di sini berarti gejala-gejala fisik seperti perasaan terganggu, tidak
bisa tenang, dan kekhawatiran yang dialami orang ketika mereka mencoba
menghentikan suatu pengalaman adiktif (Ontario Problem Gambling Research
Center, 2003).
5.
Time
management issues (isu-isu manajemen waktu).
6.
Environmental
distress (family, school, work, friends) (situasi lingkungan yang bermasalah
seperti keluarga, sekolah, pekerjaan, teman).
7.
Deception
round time spent online (menyembunyikan waktu yang dihabiskan untuk online).
8.
Mood
modification through internet use (modifikasi mood melalui penggunaan
internet).
C.
Fenomena Addiction yang ada pada
saat ini
Di era reformasi saat ini, terjadi
suatu perubahan yang substansial dimana itu terjadi pada generasi muda bangsa
yang adalah tulang punggung Negara. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah
tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang besar
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat secara umum dan pelajar secara khusus.
Hasil temuan
teknologi tersebut kemudian dimanfaatkan dalam setiap aktifitas kehidupan
manusia. Teknologipun kian hari kian berkembang seiring berjalannya waktu. Jika
mereka tidak mengenal teknologi, kelak mereka akan tertinggal dalam
peradabannya. Namun setiap hal layaknya seperti sebuah koin, memiliki dua sisi.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya internet ini selain membawa
dampak yang positif maka dengan sendirinya dampak negatif itu muncul.
Sebelum kita
membahas lebih lanjut lagi mengenai dampak yang diberikan internet, terlebih
dahulu kita membahas apa sebenarnya internet itu.
Internet
merupakan sebuah singkatan dari interconnected networking. Istilah INTERNET
berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti antara Internet adalah sebuah
dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari miliaran
komputer di dunia. Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer
dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana
hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit)
yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi. Internet memungkinkan
kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan informasi.
Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi dan informasi global.
Ketika kita
bergaul dengan internet maka kita akan mendapatkan banyak hal. Begitu banyak
hal yang membuat internet menarik untuk ditelusuri (surfing and browsing) mulai
dari hal- hal yang dapat memperkaya pengetahuan bahkan sampai pada hal-hal yang
dapat merusak kepribadian seseorang.
D.
Faktor Etologi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecanduan internet (Young, Pistner, O’Mara & Buchanan,
1998) adalah:
a.
Gender
Gender
mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut
mengalami kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami kecanduan
terhadap game online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan perempuan
lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara
online.
b.
Kondisi
psikologis
Survey
di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu yang mengalami
kecanduan internet juga mengalami kecanduan pada hal lain seperti obat-obatan
terlarang, alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga timbul akibat
masalah-masalah emosional seperti depresi dan gangguan kecemasan dan sering
menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis
terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang
menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75%
individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam
hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan
aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game
online sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam
berhubungan dengan orang lain melalui internet.
c.
Kondisi
sosial ekonomi
Individu
yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kecanduan
internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini didukung
bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan
juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki
fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya.
d.
Tujuan dan
waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan internet
akan menentukan sejauhmana individu tersebut akan mengalami kecanduan internet,
terutama dikaitkan terhadap banyaknya waktu yang dihabiskannya sendirian di
depan komputer. Individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan,
misalnya pada pelajar dan mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya
menggunakan internet. Umumnya, individu yang menggunakan internet untuk tujuan
pendidikan mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan
internet. Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan
sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang
dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan.
Sumber
:
Ningtyas,
S. D. Y. (2012). Hubungan antara self control dengan internet
addictionpada mahasiswa. Educational Psychology Journal, 1 (1), 25-30.
Widiana,
H. S., Retnawati, S., Hidayat, R. (2004). Kontrol diri dan kecenderungan
kecanduan internet. Humanitas: Indonesian Psychological Journal, 1 (1),
6-16.
Soetjipto,
H. P. Pengujian validitas konstruk kriteria kecanduan internet. Journal
Psikologi, 32 (2), 74-91.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar