MAKALAH
MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
Disusun oleh :
Nama : Fitriana Indriastuti
Kelas : 1PA13
NPM :
12515753
Mata Kuliah : Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar
FAKULTAS/JURUSAN
PSIKOLOGI
2016
UNIVERSITAS
GUNADARMA
1.4 Manusia memperoleh pengetahuan
Pengetahuan
manusia dimulai dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu ini
sudah dimiliki manusia sejak kecil. Banyak cara untuk memuaskan rasa ingin tahu
manusia. Anak yang belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal yang tidak
diketahuinya. Sebagai contoh, anak kecil senang memasukan barang-barang ke
dalam mulutnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Di tahap selanjutnya
anak-anak akan banyak bertanya contohnya “itu apa?”, “ini bagaimana?” itu hal
yang lumrah dilewati oleh manusia untuk pengembangan diri. Rasa ingin tahu
tersebut akan terpuaskan bila diperoleh pengetahuan yang dia pertanyakan dengan
hal yang benar.
Pengetahuan
dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah
dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal
sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
1.
Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip
Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian
konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep
merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada
hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun
disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
2.
Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap
suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya
didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam
pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3.
Prasangka
Pengetahuan
yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang
melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu
luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4.
Penemuan coba-coba
Pengetahuan
yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali
dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan
tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara
pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang
mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan
lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya.
Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan
jawaban yang pasti akan hal tersebut.
5.
Pikiran Kritis
Pikiran
kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang
tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya
benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti,
terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
6.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan
ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur
dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori
terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan
atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin
memastikan kebenarannya.
1.5 Manusia mudah menerima mitos
Bagaimana manusia begitu mudah menerima Mitos karena
akibat keterbatasan penalaran dan keinginan untuk sementara dapat terjawab.
Beberapa faktor yang menyebabkan mitos dan beberapa hal berikutnya dapat timbul
ialah :
1.
Keterbatasan
pengetahuan manusia, pada umunya manusia memperoleh
informasi dari cerita orang yang mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini
bepindah telinga kepada manusia yang lain. yang menjadi masalah adalah
kebenaran tentang informasi atau pengetahuan yang muncul dan telah menyebar
tersebut.
2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu, ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yan dihasilkan dapat benar dan dapat pula salah.
3. Keingintahuan manusia yang telah terpenuhi untuk sementara, mengadung pengertian bahwa ketika manusia tlah mampu menalarkan sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara intuisi.
4. Keterbatasan alat indera manusia, selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap bagaimana Ia menggunakan alat inderanay masih terbatas sehingga jangkauan yang sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar