MAKALAH
MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
Disusun oleh :
Nama : Fitriana Indriastuti
Kelas : 1PA13
NPM : 12515753
Mata Kuliah : Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar
FAKULTAS/JURUSAN
PSIKOLOGI
2016
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Kehidupan
di Bumi
3.1
Asal
mula kehidupan di bumi
Awal mulanya dunia ini hanya sebatas
planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk
yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah
kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti
yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi. Makroevolusi
merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies yang
berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan
tertanam dalam batuan sediment. Melalui proses alami yang panjang,
sedimen-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata
(tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi
ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang
mempelajari catatan fosil disebut paleontology.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam
keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan – lahan bumi mengadakan
kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau
kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer,
sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat
disebut litosfer.
Lapisan bumi yang dihuni oleh
berbagai makhluk hidup melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam
kehidupan makhluk hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara
makhluk hidup dengan materi dan energi yang mengelilinginya.
1.
Teori
asal-usul adanya kehidupan di bumi
a. Teori Kreasi Khas (Special Creation) : menyatakan
bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
b.
Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak
berasal-usul (keadaan mantap)
c. Teori Kosmozoan : menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari spora kehidupan yang datangnya dari luar angkasa
d. Teori Generatio Spontanea : menyatakan bahwa makhluk
hidup tercipta secara mendadak (spontan).
e. Teori Abiogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda tak hidup. (Teori ini sering rancu dengan Generatio
Spontanea, sehingga sering dikatakan bahwa menurut teori Abiogenesis makhluk
hidup berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan. Sebenarnya ini
dua teori yang berbeda)
f. Teori Biogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup sebelumnya
g. Teori Naturalistik / Evolusi Organik / Neoabiogenesis
/ Oportunistik : menyatakan bahwa kehidupan tercipta melalui proses evolusi
kimia dan evolusi biologi berdasarkan pada konsep biologi modern.
2.
Teori
abiogenesis dengan biogenesis
a.
Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan
bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara
spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari
lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama beberapa
abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan
tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur
ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya.
Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau
demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
·
Aristoteles (384-322 SM
Menurut penganut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori
abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian
abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk
hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang
terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi
orang sudah kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup
lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh
yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini
seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan
Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in
a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.
b.
Teori Biogenesis
Teori ini
bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal
pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur.
·
Francesco Redi
Redi
merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
·
Labu I : diisi daging segar
dan dibiarkan terbuka
·
Labu II : diisi daging segar dan
ditutup dengan kain kasa
·
Labu III : diisi daging segar dan ditutup
rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat
yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
·
Labu I : dagingnya busuk,
banyak terdapat belatung
·
Labu II : dagingnya busuk, terdapat
sedikit belatung
·
Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak
terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat
pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung
karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan
karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
·
Lazzaro Spallanzani
Lazzaro
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi
menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
·
Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan
dibiarkan terbuka
·
Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus
yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan
di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
·
Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak
mengandung mikroba (bakteri)
·
Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang
tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di
udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena
menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan
vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk
hidup (mikroba).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar